Rabu, 24 Oktober 2012

MAKALAH AIDS


I.   Pendahuluan


A.   Latar Belakang
Aids adalah salah satu bentuk penyakit sindrom kelamin. Penyakit aids sangat mengerikan sehingga sampai saat ini membuat keresahan masyarakat dan belum satupun yang bisa menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit aids tersebut. Aids telah menimbulkan kepanikan diseluruh dunia, tidak hanya dikalangan penduduk tetapi juga dikalangan petugas kesehatan. Fenomena ini telah dialami dan dapat dilihat oleh para pegawai rumah sakit, polisi dan petugas pemadam kebakaran,orang tua dan murid.
Kecemasan ini semakin menjadi-jadi manakala ditemukan orang terinfeksi mvirus HIV/AIDSdari dokter gigi yang merawatnya ataupun dari trasfusi darah, dan sejenisnya. Penderita AIDS akan mengalami krisis afektif pada dirinya, keluarga , serta orang yang dicintai atau masyarakat sekalipun. Krisis tersebut dalam bentuk kepanikan, ketakutan, kecemasan, serba ketidakpastian, keputusasaandan stigma. Perlakuan terhadap penderita AIDS sering kali bersifat deskriminatif dan resiko bunuh diri pada penderita AIDS cukup tinggi.
Bahkan sering kali para penderita meminta  tindakan eutanisia. Dalam meningkatkan kasusu AIDS sangat diperlukan pendekatan Biopsikososiospiritual artinya melihat pasien tidak semata-mata dari segi  organobiologik, psikologik (kejiwaan), psiko-sosial, tetapi juga aspek spiritual/kerohaniaan
Pasien tidak hanya dipandang sebagai individu, melainkan seorang anggota keluarga, masyarakat serta lingkungan sosialnya. Juga sebagai seorang yang dalam keadaan tidak berdaya memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual atau religius. Tetapi tidak hanya ditujukan kepada penderita sendiri namun terhadap keluarga serta masyarakat lingkungan sosialnya.

B.   Permasalahan
Untruk mengarahkan pembahasan dan kajian tentang AIDS dan pencegahannya, maka permasalahan yang drumuskan sebagai term of reference adalah :
1.   bagaimana perkembangan AIDS dewasa ini?
2.   Bagaiaman cara penularannya dan pencegahannya?


II. Pembahasan

A. Perkembangan AIDS
 Menurut perhitungan WHO 1992 tidak kurang dari tiga orang diseluruh dunia terserang infeksi virus HIV AIDS pada setiap menit. Sehari semalam adalah 1440, maka sehari semalam orang diseluruh dunia yang terkena virus HIV AIDS adalah 4320. Saat terinfeksi maka daya tahan tubuh mulai turun terhadap berbagai penyakit semakin merosot.Antara 5-10 tahun kemudia virus AIDS benar-benar telah menampakkan diri secara klinis  dan berada pada stadium termini.
Pusat AIDS  internasional pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Uneversitas Harvard  Amerika Serikat menyatakan bahwa pada saat yang sama jumlah orang yang terinfeksi virus HIV AIDS semakin berkembang secara penuh akan menigkat sepuluh kali lipat menjadi 24 juta orang.
Hal ini melukiskan bagaiman fenomena infeksi AIDS mulai menampakkan diri pada tahun 1980-an. Pada tahun 2000 yang terkena infeksi virus HIV AIDS semakin meningkat dari 12.9 juta sampai 110 juta menjadi 30 sampai 40 juta. Sebagaima telah diketahui bahwa pada awal 1980-an kelompok resiko tinggi terkenal penularan virus HIV AIDS adalah kelompok homoseksual, tetapi kini resiko itu menjadi terbalik kelompok heteroseksualpun menempati resiko tinggi, dengan catatan mereka yang suka melakukan promiskuitas.
Sebagai contoh ; Di Amerika Serikat disebutkan bahwa penularan virus HIV AIDS   56- 75 persen yang melakukan homoseksual, dan 26- 30 persen melalui heteroseksual. Namun informasi terkini bahwa 86 persen penularan virus AIDS justru melalui hubungan heteroseksual  sedangkan homoseksual sekitar 60 persen sisanya melalui trasfusi darah, penggunaan jarum suntik pada pecandu narkotik dan sebagainya. Dilihat dari kelompok usia maka resiko tinggi untuk penularan virus HIV AIDS adalah pada usia remaja/dawasa muda  13-25 tahun. Kelompok usia ini tingkat promiskuitasnya sangat tinggi dinegara-negara yang menganut azas kebebasan bergaul atau freee sex dimana nilai-nilai moral , etika dan agama diabaikan.
Dalam kelompok ini termasuk semua penyakit yang hanya dapat menyerang manusia sebagai reservoir salah satunya adalah manusia. Kelompok terbesar dalam penularan langsung dari orang keorang adalah berbagai penyakit kelamin yang ditularkan secara seksual. Selain penyakit kelamin tradisional sepertyi sifilis, gonorrhoe, lymphogranulomavenarum, chancroid dan granuloma inguinaledikenal pula sejumlah penyakit kelamin seperti clamydia trachomatis, trichomonas vagiunalis, herpes simplex tipe I dan II.
Disamping ini dengan semakin berkembangnya praktek seksual yang abnormal seperti kontak oral-genitalia  serta anal-intercosta  disertai dengan kehidupan kebebasan seksual dan kebebasan pasangan seksual telah mendukung peningkatan penyakit hepatitis B, herpes simplex tipe II, giardiasisi, amubiasis, salmonellosis dan shigellosis. Adapun penyakit AIDS kemungkinan besar termasuk dalam kategori ini, dimana pada masyarakat tertentu menunjukkan bahwa kelompok lelaki homoseksual menunjukkan adanya resiko yang tinggi dan khusus pada tahapan penyakit ini.

B. Patofisologi
Ditinjau dari sudut psikologi maka penyakit AIDS menimbulkan empat permasalahan di bidang kesehatan jiwa yaitu:
1.   Rasa taku (fear)
Penyakit AIDS adalah penyakit endemik,banyak yang terinfeksi virus AIDS namun tidak nampak secara klinis, dan berakibat fatal bagi usia muda. Banyak orang menjadi takut apakah dirinya terinfeksi atau tidak, banyak orang takut memeriksa darahnya karena takut diketahui. Selain dari pada itu dalam pergaulan orang juga takut ketularan dan banyak yang tidak tahu dengan cara bagaimana penularan virus itu terjadi. Sebahagian besar petugas medik yang merawat pasien AIDS juga diliputi rasa takut yang amat sangat. (Krener, 1987)       
2.   Rasa jijik (contempt)
 Penderita AIDS mengalami diskriminasi dalam hal ini mendapatkan perhatian dan pelayanan kesehatan. Mereka dikucilkan dari keluarga dan masyarakat. Mereka dip[andang rendah, hina serta rasa jijik, penderita AIDS merupakan beban dan aib keluarga. Dalam hal ini upaya yang dijalankan oleh pihak kedokteran jiwa adalah memberikan penyuluhan bahwa mereka adalah bukan semata-mata orang sakit, melainkan korban (victim)  yang memerlukan pertolongan dan bukannya dijauhi
3.      Rasa duka cita (grief)
AIDS adalah penyakit fatal, perjalanan penyakit ini sungguh dramatis. Bagai keluarga / orang tua yamg oleh sesuatu sebab salah seorang anggota keluarga menderita AIDS , akan menimbulkan rasa duka cita dan kepedihan yang mendalam, telebih- lebih lagi manakala kematian telah tiba.
4.      Rasa putus asa (burn out)
Rasa keputusasaan ini tidak saja dirasakan oleh sipenderita , tetapi juga oleh petugas medik dan keluarganya. Banyak penderita AIDS ingin bunuh diri saja, dan banyak pula petugas medik yang tidak tega melakukan eutanasia.

C.   Pencegahan
1.   Pendidikan
Permasalahan utama dari penderita AIDS adalah terletak pada faktor-faktor psikologik dan psiko seksual perkembangan remaja. Selain faktor pada diri indifidu remaja itu sendiri maka faktor budaya (pergaulan bebas),  lemahnya moral, etika dan agama merupakan faktor diluar diri remaja yang menentukan pula. Epidemik AIDS yang sekarang ini melanda Amerika menunjukkan betapa lemahnya keterampilan para orang tua dan pendidik dalam memberi pendidikan dan pengetahuan untuk menolong remaja dari problem perilaku seksual yang sehat dan bertangguang jawab (Price, 1986, Price et al 1985 ; Quackenbush, 1987).
  Upaya- upaya penerangan / penyuluhan tersebut diubagi dalam empat tahap yaitu:
q   Pengetahuan (Knowledge) :memberikan pengetahuan tentang penyakit AIDS dan secara penularannya, bahan serta pencegahan melalui pendidikan masyarakat dengan jalan penyebaran artikel pamfelt, brosur, serta mas media lainnya.
q   Keyakinan ( belief) menanamkan keyakinan mengenai bahaya AIDS . Hingga sekarang ini banyak orang khususnya dikalangan remaja belum percaya dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terinfeksi AIDS apabila melakukan hubungan seksual bebas.
q   Kesadaran (conviction). Setelah adanya kesadaran dari orang-orang yang melakukan seksual maka hatinyan mulai tergugah akan bahaya penyakit AIDS .
q   Penguasaa (mastery) Pada tahap berikutnya mereka mulai mempraktek dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk merubah pola hidup perilaku seksual kearah yang sehat 
2.                Aspek kesehatan jiwa dan agama
Sampai saat ini belum pengobatan yang ditemukan untuk mengobati para penderita penyakit virus HIV AIDS. Tetapi hasil riset terakhir membuktikan bahwa cara pencegahan yang paling efektif adalah jangan berganti- ganti pasangan sex. Selain itu juga pendekatan melalui agama dan mematuhi moral atau etika yang di atur .
3. Kondomisasi
Akhir-akhir ini banyak terjadi kontroversi kondom yang diperdebatkan Salah satu yang diakui oleh para pakar bahwa menggunakoan kondom tidak menjamin 100% aman dari penularan HIV AIDS, hanyan mengurangi resiko (Mann 1993, Hiroshi Nakajima 1993, Harvard AIDS Institute1995).
Dari hasil penelitian dikemukakan tingkat keamanan kondom 70% -74%  saja. Ada pihak tertentu yang mengtakan kondom berpori-pori ada yang sesuatu hal terdapat “kebocoran mikroskopis” dan lain sebagainya.
Dewasa ini sedang   dipikirkan  oleh pakar hukum upaya pencegahan AIDS dari segi hukum (law enforcement). Sebab tindakan menularkan AIDS dapat dikategorikan sebagai tindakan “kriminal” yaitu pembunuhan.
Sebagai tambahan dapat dikemukakan bahwa pada umumnya baik pria maupun wanita di Amerika Serikat tidak mau menikah dan tidak mau mempunyai anak,mereka lebih senang memilih hidup bebas termasuk perilaku seksualnya. Oleh karena itu sehubungan dengan adnya AIDS ini kepada mereka dianjurkan untuk menikah serta setia pada pasangannya suami/istri. Karena perilaku seksual  bebas tersebut data statistik  1995 menyebutkan bahwa dikalangan warga kulit hitam dari tiga kelahiran dua diantaranya tidak diketahui siapa ayahnya, dan dikalangan warga kulit putih dari tiga kelahiran satu diantareanya tidak diketahui siapa ayahnya sementara setiap satu menit tiga orang tertular  virus HIV/AIDS .
              
III. Penutup
A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa :
1.   AIDS merupakan salah satu syndron kelamin yang dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh secara drastis. AIDS dapat menyerang siapa saja, baik yang bertugas pada instansi kesehatan maupun masyarakat umum.
2.   AIDS ditimbukan karena selalu bergantian pasangan dalam berhubungan seksual, perilaku tersebut bisa berupa homoseksual, free seks, sexually active, hetero sexual, pelacuran, sex rich, sodomi dan lain sebagainya.
3.   Hingga kini belum ditemukan obat pencegah AIDS, kecuali melalui pendekatan biopsikososiospipritual, khususnya norma-norma, etika, atau religius.

B.    Saran
Untuk melengkapi pembahasan ini, kami harapkan kritik, saran dan masukan yang konstruktif, sehingga semoga kita akan menjadi masyarakat yang sadar dan sanggup melakukan prefensi terhadap AIDS.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………        i
Daftar Isi ………………………………………………………………….           ii
I. PENDAHULUAN ……………………………………………….               1
        A. Latar Belakang ………………………………………………..              1
        B. Permasalahan ……………..…………………………………..             2
II. PEMBAHASAN……….………………………………………..               3
A.  Perkembangan AIDS……………………………………….…...        3             
B.  Patofisiologi…………………………………………………….                  5   C.  Pencegahan………………………….…………………………..                 7           
III. PENUTUP ………………………………………………………               8
        A.  Kesimpulan ………………………………………………….                8
B.  Saran …………………………………………………………               8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….              9








Laporan Praktikum
Biokimia






Percobaan IV
Reaksi Uji Protein



 








 

Nama       :     Jauhari
Stambuk   :     21 020 97
Kelompok :    III
Asisten     :    Nur Amriani








SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN



Gema Insan Akademik



MAKASSAR
2003
 



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih., karena atas taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada Mata Kuliah Pendidikan  Kewiraan , dengan baik, Amin.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya  bahwa dapat diselesaikan atas kerja sama, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak pihak yang terlibat, karenanya kami tak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1.   Bapak Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewiraan, yang telah memberikan petunjuk praktis penulisan makalah yang baik.
2.   Rekan-rekan mahasiswa kelas D STIK GIA Makassar, tahun akademik 2002/2003, khususnya teman-teman kelompok I/D.
3.   Pihak lain yang tak dapat disebut satu persatu.
Kami menyadari,  bahwa kesempurnaan makalah ini didukung oleh koreksi, saran dan kritik konstruktif dari semua pihak, untuk itu dengan sikap terbuka kami harapkan, melalui cara ini kita dapat menjadi mahasiswa STIK GIA Makassar par exellence.
 Makassar,  13 Juni 2003


Kelompok I/D


PPKDM  I
HAMSIAH HAMZAH, SKM, M.KEP

TUGAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TENTANG NYERI



 





OLEH:

                N  A  M  A         : Rahma Idris
                N    I       M               : 21 020 016
                K E  L A S          : A
                U R U T             : 16





SEKOLA TINGGI ILMU KEPERAWATAN
“GEMA INSAN AKADEMIK”
MAKASSAR
2003





Tidak ada komentar:

Posting Komentar