I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Aids adalah salah satu bentuk penyakit sindrom kelamin. Penyakit aids
sangat mengerikan sehingga sampai saat ini membuat keresahan masyarakat dan
belum satupun yang bisa menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit aids
tersebut. Aids telah menimbulkan kepanikan diseluruh dunia, tidak hanya
dikalangan penduduk tetapi juga dikalangan petugas kesehatan. Fenomena ini
telah dialami dan dapat dilihat oleh para pegawai rumah sakit, polisi dan
petugas pemadam kebakaran,orang tua dan murid.
Kecemasan ini semakin menjadi-jadi manakala ditemukan orang terinfeksi
mvirus HIV/AIDSdari dokter gigi yang merawatnya ataupun dari trasfusi darah,
dan sejenisnya. Penderita AIDS akan mengalami krisis afektif pada dirinya,
keluarga , serta orang yang dicintai atau masyarakat sekalipun. Krisis tersebut
dalam bentuk kepanikan, ketakutan, kecemasan, serba ketidakpastian,
keputusasaandan stigma. Perlakuan terhadap penderita AIDS sering kali bersifat
deskriminatif dan resiko bunuh diri pada penderita AIDS cukup tinggi.
Bahkan sering kali para penderita meminta
tindakan eutanisia. Dalam meningkatkan kasusu AIDS sangat diperlukan
pendekatan Biopsikososiospiritual artinya melihat pasien tidak semata-mata dari
segi organobiologik, psikologik
(kejiwaan), psiko-sosial, tetapi juga aspek spiritual/kerohaniaan
Pasien tidak hanya dipandang sebagai individu, melainkan seorang anggota
keluarga, masyarakat serta lingkungan sosialnya. Juga sebagai seorang yang
dalam keadaan tidak berdaya memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual atau
religius. Tetapi tidak hanya ditujukan kepada penderita sendiri namun terhadap
keluarga serta masyarakat lingkungan sosialnya.
B. Permasalahan
Untruk mengarahkan pembahasan dan kajian tentang AIDS dan pencegahannya,
maka permasalahan yang drumuskan sebagai term of reference adalah :
1. bagaimana perkembangan AIDS dewasa ini?
2. Bagaiaman cara penularannya dan pencegahannya?
II. Pembahasan
A. Perkembangan AIDS
Menurut perhitungan WHO 1992 tidak
kurang dari tiga orang diseluruh dunia terserang infeksi virus HIV AIDS pada
setiap menit. Sehari semalam adalah 1440, maka sehari semalam orang diseluruh
dunia yang terkena virus HIV AIDS adalah 4320. Saat terinfeksi maka daya tahan
tubuh mulai turun terhadap berbagai penyakit semakin merosot.Antara 5-10 tahun
kemudia virus AIDS benar-benar telah menampakkan diri secara klinis dan berada pada stadium termini.
Pusat AIDS internasional pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Uneversitas Harvard Amerika Serikat menyatakan bahwa pada saat
yang sama jumlah orang yang terinfeksi virus HIV AIDS semakin berkembang secara
penuh akan menigkat sepuluh kali lipat menjadi 24 juta orang.
Hal ini melukiskan bagaiman fenomena infeksi AIDS mulai menampakkan diri
pada tahun 1980-an. Pada tahun 2000 yang terkena infeksi virus HIV AIDS semakin
meningkat dari 12.9 juta sampai 110 juta menjadi 30 sampai 40 juta. Sebagaima
telah diketahui bahwa pada awal 1980-an kelompok resiko tinggi terkenal
penularan virus HIV AIDS adalah kelompok homoseksual, tetapi kini resiko itu
menjadi terbalik kelompok heteroseksualpun menempati resiko tinggi, dengan
catatan mereka yang suka melakukan promiskuitas.
Sebagai contoh ; Di Amerika Serikat disebutkan bahwa penularan virus HIV
AIDS 56- 75 persen yang melakukan
homoseksual, dan 26- 30 persen melalui heteroseksual. Namun informasi terkini
bahwa 86 persen penularan virus AIDS justru melalui hubungan heteroseksual sedangkan homoseksual sekitar 60 persen
sisanya melalui trasfusi darah, penggunaan jarum suntik pada pecandu narkotik
dan sebagainya. Dilihat dari kelompok usia maka resiko tinggi untuk penularan
virus HIV AIDS adalah pada usia remaja/dawasa muda 13-25 tahun. Kelompok usia ini tingkat
promiskuitasnya sangat tinggi dinegara-negara yang menganut azas kebebasan
bergaul atau freee sex dimana nilai-nilai moral , etika dan agama
diabaikan.
Dalam kelompok ini termasuk semua penyakit yang hanya dapat menyerang
manusia sebagai reservoir salah satunya adalah manusia. Kelompok terbesar dalam
penularan langsung dari orang keorang adalah berbagai penyakit kelamin yang
ditularkan secara seksual. Selain penyakit kelamin tradisional sepertyi
sifilis, gonorrhoe, lymphogranulomavenarum, chancroid dan granuloma
inguinaledikenal pula sejumlah penyakit kelamin seperti clamydia trachomatis,
trichomonas vagiunalis, herpes simplex tipe I dan II.
Disamping ini dengan semakin berkembangnya praktek seksual yang abnormal
seperti kontak oral-genitalia serta
anal-intercosta disertai dengan
kehidupan kebebasan seksual dan kebebasan pasangan seksual telah mendukung
peningkatan penyakit hepatitis B, herpes simplex tipe II, giardiasisi,
amubiasis, salmonellosis dan shigellosis. Adapun penyakit AIDS kemungkinan
besar termasuk dalam kategori ini, dimana pada masyarakat tertentu menunjukkan
bahwa kelompok lelaki homoseksual menunjukkan adanya resiko yang tinggi dan
khusus pada tahapan penyakit ini.
B. Patofisologi
Ditinjau dari sudut psikologi maka penyakit AIDS menimbulkan empat
permasalahan di bidang kesehatan jiwa yaitu:
1. Rasa taku (fear)
Penyakit AIDS adalah penyakit
endemik,banyak yang terinfeksi virus AIDS namun tidak nampak secara klinis, dan
berakibat fatal bagi usia muda. Banyak orang menjadi takut apakah dirinya
terinfeksi atau tidak, banyak orang takut memeriksa darahnya karena takut
diketahui. Selain dari pada itu dalam pergaulan orang juga takut ketularan dan
banyak yang tidak tahu dengan cara bagaimana penularan virus itu terjadi.
Sebahagian besar petugas medik yang merawat pasien AIDS juga diliputi rasa
takut yang amat sangat. (Krener, 1987)
2. Rasa jijik (contempt)
Penderita AIDS mengalami diskriminasi dalam
hal ini mendapatkan perhatian dan pelayanan kesehatan. Mereka dikucilkan dari
keluarga dan masyarakat. Mereka dip[andang rendah, hina serta rasa jijik,
penderita AIDS merupakan beban dan aib keluarga. Dalam hal ini upaya yang
dijalankan oleh pihak kedokteran jiwa adalah memberikan penyuluhan bahwa mereka
adalah bukan semata-mata orang sakit, melainkan korban (victim) yang memerlukan pertolongan dan bukannya
dijauhi
3. Rasa duka cita (grief)
AIDS adalah penyakit fatal,
perjalanan penyakit ini sungguh dramatis. Bagai keluarga / orang tua yamg oleh
sesuatu sebab salah seorang anggota keluarga menderita AIDS , akan menimbulkan
rasa duka cita dan kepedihan yang mendalam, telebih- lebih lagi manakala
kematian telah tiba.
4. Rasa putus asa (burn out)
Rasa keputusasaan ini tidak saja
dirasakan oleh sipenderita , tetapi juga oleh petugas medik dan keluarganya.
Banyak penderita AIDS ingin bunuh diri saja, dan banyak pula petugas medik yang
tidak tega melakukan eutanasia.
C. Pencegahan
1.
Pendidikan
Permasalahan utama dari penderita
AIDS adalah terletak pada faktor-faktor psikologik dan psiko seksual
perkembangan remaja. Selain faktor pada diri indifidu remaja itu sendiri maka
faktor budaya (pergaulan bebas), lemahnya
moral, etika dan agama merupakan faktor diluar diri remaja yang menentukan
pula. Epidemik AIDS yang sekarang ini melanda Amerika menunjukkan betapa
lemahnya keterampilan para orang tua dan pendidik dalam memberi pendidikan dan
pengetahuan untuk menolong remaja dari problem perilaku seksual yang sehat dan
bertangguang jawab (Price, 1986, Price et al 1985 ; Quackenbush, 1987).
Upaya- upaya penerangan /
penyuluhan tersebut diubagi dalam empat tahap yaitu:
q
Pengetahuan
(Knowledge) :memberikan pengetahuan tentang penyakit AIDS dan secara
penularannya, bahan serta pencegahan melalui pendidikan masyarakat dengan jalan
penyebaran artikel pamfelt, brosur, serta mas media lainnya.
q
Keyakinan ( belief)
menanamkan keyakinan mengenai bahaya AIDS . Hingga sekarang ini banyak orang khususnya
dikalangan remaja belum percaya dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terinfeksi
AIDS apabila melakukan hubungan seksual bebas.
q
Kesadaran
(conviction). Setelah adanya kesadaran dari orang-orang yang melakukan seksual
maka hatinyan mulai tergugah akan bahaya penyakit AIDS .
q
Penguasaa (mastery)
Pada tahap berikutnya mereka mulai mempraktek dan menguasai keterampilan yang
diperlukan untuk merubah pola hidup perilaku seksual kearah yang sehat
2.
Aspek kesehatan jiwa
dan agama
Sampai saat ini belum pengobatan yang ditemukan untuk mengobati para
penderita penyakit virus HIV AIDS. Tetapi hasil riset terakhir membuktikan
bahwa cara pencegahan yang paling efektif adalah jangan berganti- ganti
pasangan sex. Selain itu juga pendekatan melalui agama dan mematuhi moral atau
etika yang di atur .
3. Kondomisasi
Akhir-akhir ini banyak terjadi kontroversi kondom yang diperdebatkan Salah
satu yang diakui oleh para pakar bahwa menggunakoan kondom tidak menjamin 100%
aman dari penularan HIV AIDS, hanyan mengurangi resiko (Mann 1993, Hiroshi
Nakajima 1993, Harvard AIDS Institute1995).
Dari hasil penelitian dikemukakan
tingkat keamanan kondom 70% -74% saja.
Ada pihak tertentu yang mengtakan kondom berpori-pori ada yang sesuatu hal
terdapat “kebocoran mikroskopis” dan lain sebagainya.
Dewasa ini sedang dipikirkan oleh pakar hukum upaya pencegahan AIDS dari
segi hukum (law enforcement). Sebab tindakan menularkan AIDS dapat
dikategorikan sebagai tindakan “kriminal” yaitu pembunuhan.
Sebagai tambahan dapat dikemukakan bahwa pada umumnya baik pria maupun
wanita di Amerika Serikat tidak mau menikah dan tidak mau mempunyai anak,mereka
lebih senang memilih hidup bebas termasuk perilaku seksualnya. Oleh karena itu
sehubungan dengan adnya AIDS ini kepada mereka dianjurkan untuk menikah serta
setia pada pasangannya suami/istri. Karena perilaku seksual bebas tersebut data statistik 1995 menyebutkan bahwa dikalangan warga kulit
hitam dari tiga kelahiran dua diantaranya tidak diketahui siapa ayahnya, dan
dikalangan warga kulit putih dari tiga kelahiran satu diantareanya tidak
diketahui siapa ayahnya sementara setiap satu menit tiga orang tertular virus HIV/AIDS .
III. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka
disimpulkan bahwa :
1. AIDS merupakan salah satu syndron kelamin yang dapat menimbulkan penurunan
daya tahan tubuh secara drastis. AIDS dapat menyerang siapa saja, baik yang
bertugas pada instansi kesehatan maupun masyarakat umum.
2. AIDS ditimbukan karena selalu bergantian pasangan dalam berhubungan
seksual, perilaku tersebut bisa berupa homoseksual, free seks, sexually active,
hetero sexual, pelacuran, sex rich, sodomi dan lain sebagainya.
3. Hingga kini belum ditemukan obat pencegah AIDS, kecuali melalui pendekatan biopsikososiospipritual,
khususnya norma-norma, etika, atau religius.
B. Saran
Untuk melengkapi pembahasan ini, kami harapkan kritik, saran dan masukan
yang konstruktif, sehingga semoga kita akan menjadi masyarakat yang sadar dan
sanggup melakukan prefensi terhadap AIDS.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang
……………………………………………….. 1
B. Permasalahan
……………..………………………………….. 2
II. PEMBAHASAN……….……………………………………….. 3
A. Perkembangan
AIDS……………………………………….…... 3
B.
Patofisiologi……………………………………………………. 5 C. Pencegahan………………………….…………………………..
7
III. PENUTUP ……………………………………………………… 8
A. Kesimpulan …………………………………………………. 8
B. Saran ………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 9
Laporan Praktikum
Biokimia
![]() |
|||
![]() |
Nama : Jauhari
Stambuk :
21 020 97
Kelompok : III
Asisten :
Nur Amriani
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih.,
karena atas taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada Mata Kuliah Pendidikan
Kewiraan , dengan baik, Amin.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari
sepenuhnya bahwa dapat diselesaikan atas
kerja sama, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak pihak yang
terlibat, karenanya kami tak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewiraan, yang telah memberikan petunjuk praktis
penulisan makalah yang baik.
2. Rekan-rekan
mahasiswa kelas D STIK GIA Makassar, tahun akademik 2002/2003, khususnya
teman-teman kelompok I/D.
3. Pihak
lain yang tak dapat disebut satu persatu.
Kami menyadari,
bahwa kesempurnaan makalah ini didukung oleh koreksi, saran dan kritik
konstruktif dari semua pihak, untuk itu dengan sikap terbuka kami harapkan,
melalui cara ini kita dapat menjadi mahasiswa STIK GIA Makassar par
exellence.
Makassar,
13 Juni 2003
Kelompok
I/D
PPKDM I
HAMSIAH HAMZAH, SKM, M.KEP
TUGAS
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TENTANG NYERI
![]() |
OLEH:
N A M A : Rahma Idris
N I
M : 21 020 016
K E L A S :
A
U R U T : 16
SEKOLA TINGGI
ILMU KEPERAWATAN
“GEMA INSAN
AKADEMIK”
MAKASSAR
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar