Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Tips Ringkas mengenai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Yang perlu diperhatikan dimana saja kapan saja bila terjadi kecelakaan adalah ABC-nya yaitu: A: airway (jalan napas), B: breathing (pernapasan), dan C: circulation (sirkulasi).
Yang dimaksud jalan napas disini adalah apakah jalan nafas tersumbat atau bebas, sedangkan pernapasan adalah apakah pernapasan ada atau tidak dan sirkulasi adalah melihat apakah sirkulasi darah stabil atau tidak hal ini dapat dinilai dengan memegaang denyut nadi dileher, apakah masih ada atau tidak .
Yang dimaksud jalan napas disini adalah apakah jalan nafas tersumbat atau bebas, sedangkan pernapasan adalah apakah pernapasan ada atau tidak dan sirkulasi adalah melihat apakah sirkulasi darah stabil atau tidak hal ini dapat dinilai dengan memegaang denyut nadi dileher, apakah masih ada atau tidak .
Tindakan
yang harus dilakukan sesuai juga dengan urutan di atas, yaitu ABC.
Tindakan ini dinamakan juga resusitasi, sebelum melakukan resusitasi ada
tiga langkah tindakan yaitu:
- Penentuan kesadaran: penderita dipanggil. Jika tidak ada jawaban, diketok atau dicubit.
- Usahakan ambulans, polisi dan pertolongan lain.
- Terlentangkan
penderita agar siap diresusitasi. Perhatikan tulang belakang dan
leher. Posisi penyelamat di sisi kanan penderita.Lihat gambar
disamping.
I. Tindakan Resusitasi
A (Airway) Membebaskan jalan napas
Bila penderita tidak bernafas bebaskan jalan
nafas. Ada tidaknya nafas terbukti dengan tidak adanya hembusan nafas
dari hidung dan mulut.
B.
Extensi (dongakan) kepala ke arah belakang sehingga lidah terdorong ke
depan. Hindari posisi leher penderita yang tertekuk. Dengan menghindari
posisi leher yang tertekuk biasanya napas bisa kembali normal.
Letak rahang (posisi kepala) dipertahankan selama penderita belum sadar.Perhatikan: bila dicurgai kemungkinan cedera tulang jangan lakukan (hiper)extensi kepala.
B (Breathing) Ventilasi Paru (napas buatan)
Setelah
melakukan tindakan A, lakukan kembali penilaian pernafasan. Seperti
pada A penilaian pernafasan dilakukan dengan meraba keluarnya udara dari
mulut dan atau hidung, dan dengan memperhatikan gerakan pernafasan dada
atau perut yang teratur. Jika tidak ada pernafasan setelah jalan nafas
bebas (A) tindakan B segera dimulai. Dengan posisi penderita yang sama
seperti A lakukan nafas buatan.
Perhatikan bahwa dada harus mengembang naik dan dada turun sebagai tanda ekspirasi (keluarnya udara) pasif.
Napas
buatan gagal bila tidak terdapat tanda ekspirasi pasif. Bila terlihat
benda asing di tenggorokkan, maka tindakan berikutnya adalah
membersihkan dan membebaskan jalan napas dari benda asing, karena salah
satu tanda adanya benda asing adalah gagalnya ekspirasi pasif. Cara
mengeluarkan benda asing lihat tulisan âœBila benda asing masuk ke
dalam tubuhâ pada bagian âœKritis benda asing masuk ke dalam saluran
pernafasan. Setelah mengeluarkan benda asing lakukan tindakan
berikutnya.
C: Circulation : Peredaran darah
Setelah
dilakukan tindakan A dan B atau mengeluarkan benda asing yang masuk
kembali periksa pernapasan penderita atau menetukan terhentinya jantung
atau tidak.
Cara melakukan resusitasi:
Jari tidak boleh menekan dada
Perlu diperhatikan kempaan dada tidak mungkin, jika alas baring tidak keras.
Bila penderita tetap tidak bernafas dan tidak ada denyut nadi di leher, lakukan gabungan B dan C.
Gabungan B dan C :
Jika
ada dua penyelamat buka jalan napas. Napas buatan dilakukan oleh
penyelamat pertama, sedangkan masase jantung dilakukan oleh orang kedua.
Berturut-turut lakukan lima kempaan dada dan satu napas buatan dengan
irama kempaan 60-807/ menit.
Jika
hanya ada satu penyelamat, lakukan berturut-turut 10 kempaan dan dua
napas buatan. Irama kempaan 60-80/menit dan napas buatan dalam waktu 3
detik.
II. Posisi Sisi Mantap
Setelah penderita kembali siuman, letakkan penderita dalam posisi sisi mantap seperti dalam gambar berikut ini:
2. Balikan tubuh penderita ke samping, tekuk lengan penderita sebelah luar supaya posisinya tetap stabil
3. Angkat kepala penderita ke arah belakang dengan cara memegang kening dan dagunya.
4. Letakkan tangan penderita di bawah pipi untuk menjaga posisi ini. Usahakan posisi mulut tetap terbuka.
Kemudian segera kontak Notarzt (dokter darurat) . Untuk di Jerman pilih Nomor 112 .
Bila Benda Asing Masuk ke Dalam Tubuh
Submitted by KHARISMA on Sun, 2006-01-01 00:00. Berita
Anak
kecil atau balita sangat suka memasukkan benda asing terutama melalui
mulut. Bila benda asing masuk melalui mulut, kemudian ke tenggorokan dan
yang lebih berbahaya bila masuk ke saluran pernapasan, anak berada
dalam bahaya. Oleh karena itu jauhkan benda-benda kecil dari jangkauan
anak usia merangkak sampai usia 3 tahun. Namun benda asing tidak hanya
dapat masuk melalui mulut tapi juga masuk melalui hidung telinga atau
mulut.
- Kritis : benda asing masuk ke dalam saluran pernafasan
- Benda asing dalam hidung atau telinga
- Mengambil benda asing kecil dalam mata
1. Kritis: benda asing masuk ke dalam saluran pernafasan
Tubuh
kita memiliki mekanisme alami bila benda asing masuk ke dalam saluran
pernapasan. Dengan batuk yang kuat, benda asing akan keluar denagn
sendirinya. Bila tidak juga bisa keluar penderita akan tersedak dan
tidak bisa bernafas. Hal ini akan sangat berbahaya sekali. Pertolongan
pertama pada kecelakaan semacam ini sangat diperlukan. Sebagai penolong
usahakan diri Anda setenang mungkin dan lakukan pertolongan tanpa
ragu-ragu:
- Sedapat mungkin benda asing dikeluarkan dengan jari
- Pukulan di punggung belakang.
- Tindakan Perasat heimlich.
Tindakan Perasat Heimlich
Gbr. A.
Penderita dipegang dari belakang di setinggi ulu hati dengan kedua tangan.
Tangan yang satu memegang tangan yang lain
Tekan dengan kuat, sehingga otot ronggga dada (diafragma) naik dan terjadi tekanan tinggi di rongga dada. Tindakan ini dapat mengeluarkan benda asing.
Penderita dipegang dari belakang di setinggi ulu hati dengan kedua tangan.
Tangan yang satu memegang tangan yang lain
Tekan dengan kuat, sehingga otot ronggga dada (diafragma) naik dan terjadi tekanan tinggi di rongga dada. Tindakan ini dapat mengeluarkan benda asing.
Gbr. B.
Perasat Heimlich dapat dilakukan pada penderita yang duduk di atas kursi.
Penolong berdiri di belakang kursi sambil menyandarkan lutut pada punggung kursi.
Perasat Heimlich dapat dilakukan pada penderita yang duduk di atas kursi.
Penolong berdiri di belakang kursi sambil menyandarkan lutut pada punggung kursi.
Gbr. C.
Perasat Heimlich pada penderita yang berbaring pingsan
Perasat Heimlich pada penderita yang berbaring pingsan
2. Benda asing dalam hidung atau telinga
Benda
asing yang masuk ke dalam hidung anak kecil atau bayi biasanya tidak
selalu dapat segera diketahui. Mengapa? karena dengan sebelah lubang
hidung anak masih dapat bernapas.
Hidung
yang berdarah, mengeluarkan lendir berbau busuk (bukan karena pilek)
dapat dijadikan indikasi masuknya suatu benda asing ke dalam hidung.
Bila
anak sudah dapat ,nyingsring` hal ini tidak akan menjadi masalah,
karena benda asing dapat keluar dengan sendirinya. Sumbat dengan jari
Anda lubang hidung yang sehat (tidak termasuki benda asing). Suruhlah si
anak menyingsring.
Bila
anak belum dapat melakukannya jangan mencoba mengorek-ngorek hidung
dengan harapan benda asing akan keluar. Sebaliknya, dengan melakukan hal
ini benda asing akan semakin terdorong ke arah dalam. Dalam kondisi
begini segerelah bawa anak ke dokter.
Bila
benda asing masuk ke dalam telinga, Anda tidak boleh mengorek-ngorek
telinga, hal ini dapat menyebabkan rusaknya genderang telinga.
3. Mengambil benda asing kecil dalam mata
|
Urut ke arah hidung.
Dengan demikian benda asing akan lebih mudah diambil. |
|
Mata melihat ke atas.
Tarik kulit ke arah bawah |
|
Keluarkan benda Asing dengan ujung tissue yang bersih
|
Tindakan Pertama pada Kecelakaan saat Berolahraga
Submitted by KHARISMA on Sun, 2006-01-01 00:00. Education
Kecelakaan
saat berolahraga membutuhkan penanganan dokter sesegera mungkin. Rasa
sakit setelah kecelakaan bukanlah patokan perlu tidaknya penanganan
dokter. Hanyalah dokter yang dapat mendiagnosa secara tepat apa yang
terjadi sebenarnya. Diagnosa dokter yang tepat sangat diperlukan,
terlebih lagi pada luka / kecelakaan di sekitar pundak. Penanganan dini
dokter akan mempercepat penyembuhan. Janganlah Anda menunggu
berhari-hari. Penyembuhan yang mungkin seharusnya hanya beberapa hari
bisa menjadi lebih lama, bahkan berminggu-minggu.
Walaupun
penanganan dini dokter menentukan, bukan berarti kita mengabaikan
pertolongan pertama pada kecelakaan saat berolahraga. Barangsiapa yang
tertangani lebih awal, akan lebih cepat pula fit kembali. Misalnya saja,
bila memang dibutuhkan penanganan operasi, maka dokter bisa langsung
mengoperasi tanpa harus menunggu sampai pembengkakan mereda.
Pembengkakan bisa dihindari bila telah dilakukan tindakan pertolongan
pertama. Kecelakaan yang terjadi saat berolahrga adalah terkilir dan
kejang otot .
A. Terkilir
1. Istirahat
Sendi
anggota tubuh yang terkilir bila tidak diistirahatkan akan menjadi
lebih parah lagi. Ligament antara sendi tubuh bila terkilir mengalami
penegangan. Sehingga bila tidak diistirahatkan dapat putus, disebut torn
ligament (Bänderriss)
2. Kompres dingin
Kompres dingin dapat mengurangi pembengkakan, radang dan rasa sakit.
3. Bebat
Bebat
atau penekaan pada tempat yang sakit bila dikombinasikan dengan kompres
dingin dapat membantu menghindari pembengkakan. Lebih mudah lagi bila
terapi ini Anda lakukan dengan menggunakan kompres pendingin yang siap
pakai dari Apothek (K�hlkompress).
Kompres pendingin terdiri dari garam pendingin dan kantong air. Sebaiknya Anda selalu sedia kompress pendingin ini di kulkas.
Penting Anda perhatikan: jangan letakan kompres pendingin langsung pada permukaan kulit. Karena dapat menyebabkan pembekuan (radang karena dingin).Untuk menghindari radang, bungkus kompress dengan kain. Biasanya dijual juga kantong kain untuk kompress. Bila mengkompress kaki yang mengalami patah tulang, jangan lepas kaus kaki.
Penting Anda perhatikan: jangan letakan kompres pendingin langsung pada permukaan kulit. Karena dapat menyebabkan pembekuan (radang karena dingin).Untuk menghindari radang, bungkus kompress dengan kain. Biasanya dijual juga kantong kain untuk kompress. Bila mengkompress kaki yang mengalami patah tulang, jangan lepas kaus kaki.
4. Naikkan bagian tubuh yang terkilir
Setelah
dikompres, bagian tubuh yang keseleo sebisa mungkin dinaikkan setinggi
posisi jantung. Segera panggil dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Pertolongan dengan obat-obatan
Bila
dokter mendiagnosa terkilir pada persendian, terapi yang paling tepat
adalah bebat yang dikombinasikan dengan kompres dingin. Sebagai tambahan
bisa gunakan obat-obatan dengan kandungan Ibuprofen atau âšAsam
Acetylsalicyl. Zat ini dapat menyembuhkan pembengakakan. Untuk
pengobatan luar bisa digunakan salep atau krem yang mengandung
Ibuprofen, Felbinac, Piroxicam atau Asam Flufenamin yang dapat dibeli di
Apothek. Tetapi perlu diperhatikan penggunaan obat-obatan ini bisa
mengakibatkan sakit maag, karena efek asamnya yang kuat terhadap
lambung.
Dari jenis tumbuhan-tumbuhan Arnika Beinwell atau Acmella ciliata juga membantu penyembuhan.
Dari jenis tumbuhan-tumbuhan Arnika Beinwell atau Acmella ciliata juga membantu penyembuhan.
B. Kejang otot betis
Kejang otot betis dapat diatasi dengan dua cara :
1. Posisi tidur
Rentangkan
kaki dan pegang jari-jari kaki. Tarik ke arah Anda. Bisa juga Anda
tekan telapak kaki Anda pada permukaan yang datar dan keras misalnya
pada tembok.
2. Posisi berdiri
Alihkan
berat tubuh Anda pada kaki yang terkena kejang. Tekuk sedikit lutut
secara perlahan-lahan. Anda dapat pula menekankan telapak kaki Anda pada
permukaan yang datar dan kuat misalnya tembok.
Anda
dapat melakukan terapi kompress dingin pada bagian otot kejang. Setelah
itu barulah Anda dapat lakukan terapi hangat (misalnya dengan balsam)
untuk membantu memperlancar aliran darah. Bila aliran darah lancar
kejang otot berkurang.
Kejang
betis sangat tidak mengenakkan tapi tidak menyebabkan resiko kesehatan
lebih lanjut. Biasanya kejang otot terjadi bila si penderita kurang
melakukan pemanasan sebelum berolahraga atau kurang terlatih melakukan
olahraga yang lebih lama atau berat. Untuk itu lakukanlah pemanasan
dengan benar sebelum anda berolahraga dan lakukan sesuai kesanggupan.
Sekilas tentang kejang otot
Kejang
otot terjadi karena otot-otot tidak cukup dialiri darah, sehingga
pertukaran zat-zat mineral dalam tubuh tidak dapat berlangsung dengan
cepat. Penyebab lain adalah kekurangan mineral. Saat bekerja, otot
memerlukan zat-zat mineral seperti natrium, kalsium magnesium atau
kalium. Ketika tubuh berkeringat zat-zat mineral ini, terutama natrium,
ikut larut dengan keluarnya keringat. Zat-zat mineral tidak hanya keluar
melalui keringat tapi juga melalui pembuangan urin. Oleh sebab itu obat
cuci perut atau sejenisnya dapat menaikkan resiko kejang otot.
Bukan
hanya olahragawan yang sering terkena kejang otot tapi juga kelompok
usia tua dan ibu-ibu hamil. Hal ini disebabkan kekurangan magnesium.
Untuk menghilangkannya dokter memberikan terapi magenesium. Sebelum anda
melakukan terapi magnesium sebaiknya tanyakan dulu ke dokter, apakah
terapi ini dapat menimbulkan efek samping. Terlebih lagi bila Anda
mengidap sakit ginjal, menjalani terapi penyembuhan jantung maupun darah
tinggi. Bila memang ternyata Anda tidak kekurangan magnesium,
penggunaan suplemen magnesium yang berlebihan justru berdampak negatif.
indakan Tepat Pada Saat Yang Tepat
Submitted by KHARISMA on Sun, 2006-01-01 00:00. Education
Secara
umum tindakan ABC seperti pada tulisan bagian pertama dapat dilakukan
pada jenis kecelakaan apa saja bila memang diperlukan. Tindakan-tindakan
khusus menurut jenis kecelakaan dapat Anda ikuti dalam tulisan berikut.
Usahakanlah tindakan-tindakan dilakukan secara tenang dengan pikiran
tenang tindakan dapat dilakukan secara benar.
Kasus apa saja yang dibahas disini?
- Perdarahan
- Luka bakar/melepuh
- Tersetrum
- Tenggelam
- Patah tulang
A. Perdarahan
Bila terjadi perdarahan di hidung atau mimisan.
- Dudukkan penderita. Bisa juga dalam posisi berdiri (jangan dibaringkan).
- Tundukkan kepala penderita sedikit ke depan taruh kompres dingin di leher bagian belakang.
- Usahakan untuk sering mengganti kompres sehingga bagian belakang leher tetap dingin.
- Kompres panas justru akan memperbanyak perdarahan.
- Biasanya perdarahan akan berhenti setelah 4-5 menit.
Bila perdarahan terjadi pada jari /tangan angkat jari/tangan tinggi-tinggi.
Bila terjadi perdarahan banyak.
- Yang pertama harus anda lakukan adalah menenangkan penderita agar tidak terlalu banyak bergerak.
- Jangan buang waktu dengan mencari-cari tissue atau kain pembalut.
- Setelah penderita tenang barulah Anda lakukan sbb.:
- Baringkan penderita.
Usahakan bagian tubuh yang terluka dalam posisi yang lebih tinggi dari tubuhnya. Dengan demikian aliran darah ke tubuh yang terluka akan mengalir lebih lambat. - Bila pada luka terdapat potongan kaca atau benda lain.
- Tekan bagian bawah dan atas luka.
- Jangan tekan langsung pada lukanya.
- Bila perdarahan berhenti jangan bersihkan darah-darah yang mengering pada permukaan luka. Darah yang mengering merupakan reaksi alami tubuh untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
- Bebat luka/Tekan luka dengan sepotong kain bersih. Setelah itu segera panggil dokter atau bawa ke rumah sakit.
- Baringkan penderita.
- Perdarahan.
- Tinggikan anggota yang bersangkutan dan lakukan penekanan setempat (1). Bila perlu berikan tekanan pada arteri (2)
- Letakan gulungan pembalut di bawah balut tekan untuk memberikan tekanan setempat
B. Luka bakar/melepuh
Melepuh terjadi bila sebagian kecil kulit terkena air mendidih atau sesuatu yang panas. Untuk hal ini biasanya pertolongan pertama sudah mencukupi. Pertolongan pertama pada luka bakar yang ringan atau melepuh adalah sbb.:
Melepuh terjadi bila sebagian kecil kulit terkena air mendidih atau sesuatu yang panas. Untuk hal ini biasanya pertolongan pertama sudah mencukupi. Pertolongan pertama pada luka bakar yang ringan atau melepuh adalah sbb.:
Dinginkan luka dengan air mengalir selama kurang lebih 20 menit.
Pendinginan yang konstan dapat menghindari penyebaran panas pada permukaan kulit.- Bila cara di atas tidak memungkinkan, misal Anda dalam perjalanan Anda dapat menggunakan Brandwundenspray yaitu spray untuk luka bakar yang tersedia di apotik.
- Jangan olesi sembarangan pada luka
Jangan oleskan krem, minyak atau sembarang salep dan jangan pergunakan kapas pada permukaan luka karena dapat menempel - Hindari infeksi
Untuk menghindari infeksi pada luka bakar Anda dapat mengoleskan salep atau krem khusus: desinfizierende Wundgele salep desinfektan khusus luka bakar. Tersedia di apotik - Biarkan luka terbuka
Bila luka bakar atau kulit yang melepuh kecil usahakan luka tetap terbuka agar mudah kering. Namun hal dilakukan bila memang infeksi relatif kecil terjadi. Bila luka bakar atau melepuh seluas atau lebih luas dari dua kali telapak tangan Anda perlu segera penanganan dokter. Dalam hal ini pertolongan pertama saja tidaklah mencukupi.
C. Tersetrum
Tersetrum
terjadi bila seseorang memegang alat elektronik atau kabel listrik yang
rusak, bila sudah terjadi begitu otot-otot tangan tidak bisa lagi
melepas benda yang menyebabkan penderita tersetrum. Bila Anda memegang
penderita tanpa sebelumnya mematikan aliran listrik maka Anda akan
terkena strum. Tindakan apa yang dapat Anda lakukan?
- Segera matikan aliran listrik. Cabut steker. Atau matikan sikring pusat.
- Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik !!), atau tongkat sapu. (lihat gbr disamping).
- Periksa apakah penderita masih bernapas dengan normal. Bila tidak lakukan pernapasan mulut.
- Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi sisi mantap
. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan.Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).
- Hubungi segera dokter atau ambulans
- Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.
D. Tenggelam
Bagi
anak kecil atau bayi sudah dapat dikatakan tenggelam bila seluruh
mukanya tenggelam dalam genangan air yang tidak terlalu dalam, misalnya
kolam di kebun. Bila air dalam jumlah banyak tertelan penderita terancam
bahaya, Anda dapat melakukan pertolongan pertama sbb.:
- Angkat kepala atau tubuh penderita dari air, sehingga air dapat keluar dari saluran pernafasan.
- Bila diperlukan lakukan pernapasn mulut. Walaupun penderita sudah tidak bernapas dalam waktu yang agak lama pernapasan mulut dapat kembali menormalkan pernapasan.
- Bila pernapasan sudah kembali normal dudukkan penderita
- Hubungi segera dokter atau ambulans.
E. Patah tulang
Patah
tulang terdiri dari dua jenis, yaitu patah tulang terbuka dan petah
tulang tertutup. Yang dimaksud patah tulang terbuka ialah patah tulang
disertai luka pada permukaan kulit. Sedangkan yang dimaksud patah tulang
tertutup adalah patah tulang tanpa disertai luka.
Jatuh dari pohon atau tempat tinggi (misal sehabis meloncat) biasanya hanya menyebabkan patah tulang tertutup.
Anda dapat membedakan antara patah tulang dan keseleo biasa antara lain dengan tanda-tanda sbb:
Biasanya pada patah tulang terdapat:
- Rasa sakit yang amat sangat
- Bagian tubuh yang bersangkutan tidak bisa digerakkan
- Rasa sakit yang amat sangat
- Bagian tubuh yang bersangkutan tidak bisa digerakkan
Untuk
penanganan lebih lanjut segera panggil dokter atau ambulans, usahakan
penderita jangan bergerak sedikitpun. Jangan beri minum atau makan bagi
penderita, siapa tahu diperlukan penangan operasi yang membutuhkan bius
total.
Penanganan medis terlebih lagi sangat urgen bila saat jatuh diawali dengan posisi kepala dibawah.
Penanganan medis terlebih lagi sangat urgen bila saat jatuh diawali dengan posisi kepala dibawah.
Walaupun
penderita tidak merasa sakit perhatikan gejala-gejala yang terjadi
setelah jatuh. Misalnya muntah, sakit kepala, keluar darah atau cairan
dari hidung atau telinga, sesak napas dan tanda-tanda terhambatnya
gerakan tubuh. Bila anda menemukan salah satu diantara gejala diatas
segera hubungi dokter atau ambulans.
Pertolongan Pertama I
Jumat, 28 Oktober 2005
Jumat, 28 Oktober 2005
Salah
satu hal penting dalam pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) adalah memeriksa Bahaya, Respon, Saluran Udara, Pernafasan, dan
Sirkulasi, atau dalam bahasa Inggrisnya disingkat DRABC (Danger,
Response, Airway, Breathing and Circulation).
Bahaya
Untuk diri sendiri : jangan membahayakan diri sendiri dalam memberikan pertolongan pertama (misal : P3K untuk korban sengatan listrik, kecelakaan lalu lintas, terbakar dll)
Untuk orang lain : jangan biarkan orang lain terancam bahaya
Untuk korban : jauhkan korban dari bahaya (misal : sumber listrik, jalan raya, sumber api dll)
Untuk diri sendiri : jangan membahayakan diri sendiri dalam memberikan pertolongan pertama (misal : P3K untuk korban sengatan listrik, kecelakaan lalu lintas, terbakar dll)
Untuk orang lain : jangan biarkan orang lain terancam bahaya
Untuk korban : jauhkan korban dari bahaya (misal : sumber listrik, jalan raya, sumber api dll)
Respon
Periksa apakah korban dapat merespon kita dengan menggoyang dan berteriak
Apakah korban sadar ?
Apakah korban setengah sadar atau bingung ?
Apakah korban tidak sadar tapi memberikan reaksi pada kita ? Apakah korban tidak sadar dan tidak bereaksi ?
Periksa apakah korban dapat merespon kita dengan menggoyang dan berteriak
Apakah korban sadar ?
Apakah korban setengah sadar atau bingung ?
Apakah korban tidak sadar tapi memberikan reaksi pada kita ? Apakah korban tidak sadar dan tidak bereaksi ?
Saluran udara
Apakah saluran udara terbuka ?
Apakah korban bernafas ?
Apakah ada benda yang dapat menyumbat saluran udara, seperti darah / muntah ?
Apakah saluran udara terbuka ?
Apakah korban bernafas ?
Apakah ada benda yang dapat menyumbat saluran udara, seperti darah / muntah ?
Pernafasan :
Periksa apakah korban bernafas dengan :
-Lihat naik turunnya dada korban
-Dengarkan bunyi nafas korban
-Rasakan pernafasan dengan meletakkan tangan pada dada
Periksa apakah korban bernafas dengan :
-Lihat naik turunnya dada korban
-Dengarkan bunyi nafas korban
-Rasakan pernafasan dengan meletakkan tangan pada dada
Sirkulasi :
-Adakah denyut nadi leher ?
-Apakah denyut nadi leher kuat dan beraturan ?
-Apakah korban kehilangan darah yang banyak ?
-Adakah denyut nadi leher ?
-Apakah denyut nadi leher kuat dan beraturan ?
-Apakah korban kehilangan darah yang banyak ?
Apabila korban sadar, beri pertolongan sesuai dengan gejala.
Apabila korban tidak sadar dan bernafas, letakkan pada posisi stabil dan beri pertolongan pada luka (bila ada).
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan denyut nadi ada, beri pernafasan buatan.
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ada denyut nadi, berikan CPR (resusitasi jantung paru).
Posisi Stabil (Korban Tidak Sadar)
Saluran
udara pada korban yang tidak sadar dapat tersumbat muntah atau
tersumbat lidah. Untuk menghindari hal tersebut, letakkan korban pada
posisi yang memastikan terbukanya saluran udara, yaitu posisi stabil.
Posisi
stabil adalah posisi korban berbaring pada sisi tubuh, dengan kepala
korban sejajar dengan badan (tidak bersandar bantal atau benda lain) dan
dagu agak dinaikkan. Posisi ini memastikan tidak tertelannya muntah
bila korban muntah, dan menjauhkan lidah dari pintu saluran udara.
Cara meletakkan korban pada posisi stabil:
- Siapkan korban dengan memeriksa pernafasannya, mengeluarkan benda yang memenuhi kantong, melepaskan kalung dan kacamata
- Berlutut di samping korban, dan telentangkan satu tangan korban yang dekat dengan kita
- Tekukkan satu kaki korban (yang jauh dari kita) pada lututnya
- Dorong kaki korban yang tertekuk dan bahu korban ke arah kita sehingga korban sekarang berbaring pada sisi tubuhnya menghadap kita
- Letakkan kepala korban pada permukaan, tengadahkan dagunya sedikit
Pertolongan Pertama II
Jumat, 28 Oktober 2005
Jumat, 28 Oktober 2005
Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas:
- Memeriksa keadaan tanpa membahayakan diri sendiri, misalnya memeriksa apakah masih ada kabel listrik tegangan tinggi di sekitar korban, atau ada ceceran bahan kimia berbahaya dll.
- Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul.
- Jika perlu membawa korban kembali ke tempat tinggalnya atau ke tempat sarana medis terdekat.
Sikap
tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan
medis yang diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan
membuat mereka yakin ia akan mampu mengatasi situasi.
Seorang
pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang
yang ada dalam perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk
menggunakan barang apa saja yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia
akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat dan
lain-lain.
Hal-Hal Yang Perlu Dicermati:
- Urutan Kejadian; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata.
- Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas, bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan?Dapatkah digerakkan?
- Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba? Apakah korban mengenakan tanda-tanda medis seperti gelang medis
- Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan; misalnya terjadi kecelakaan lalu lintas, perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak, segera siagakan alat pemadam kebakaran. Peringatkan Kendaraan lain yang melewati tempat kejadian, seperti dengan memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas
- Saksi Mata
Bila korban mendapat kecelakaan karena:
• Berhubungan dengan Listrik
Bila
korban terkena sengatan listrik tegangan rendah, misalnya di ruang
tamu, hentikan aliran listrik dengan mematikan sekering atau mencabut
stop kontak. Bila hal ini sulit untuk dilakukan, berdirilah pada
permukaan yang kering, misalnya gulungan kertas, keset karet dll, dan
sentakkan anggota tubuh korban yang terkena aliran listrik tersebut
dengan benda yang bukan menghantarkan arus listrik, misalnya tangkai
sapu. Kemudian baru lakukan pertolongan pertama seperlunya. DILARANG
MENYENTUHKAN KORBAN DENGAN BENDA BASAH, karena air merupakan penghantar
listrik yang baik.
• Berhubungan dengan Kendaraan Pengangkut Bahan Kimia
Biasanya
kendaraan pengangkut bahan kimia selalu memberikan tanda-tanda
peringatan, misalnya apakah cairan yang dimuat mengandung zat beracun,
zat mudah terbakar, zat korosif dll. untuk itu kita harus berhati-hati
dalam menanganinya. Misalnya kita ragu-ragu untuk menolongnya, usaha
paling bagus adalah dengan segera melaporkan kecelakaan tersebut dengan
data-data yang ada.
• Berhubungan dengan Binatang Buas atau Berbisa
Sebelum
kita melakukan pertolongan pertama, alangkah bijaksananya bila kita
terlebih dahulu mengecek apakah binatang tersebut masih ada di tempat
kejadian atau sudah pergi.
Pemberian Nafas Buatan
Jumat, 28 Oktober 2005
Jumat, 28 Oktober 2005
Pemberian
nafas buatan pada korban yang tidak bernafas sangat penting sebab otak
mengalami kerusakan bila tidak mendapatkan oksigen lebih dari 3 menit.
Ada beberapa cara pemberian nafas buatan :
- Mulut ke mulut : pemberian nafas buatan dilakukan dari mulut penolong ke mulut korban (mulut korban tertutup mulut penolong)
- Mulut ke hidung : dilakukan bila mulut korban mengalami luka, pemberian nafas buatan dilakukan dari mulut penolong ke hidung korban, mulut korban ditutup pada saat udara dihembuskan dan dibuka penghembusan udara keluar
- Mulut ke hidung dan mulut : dilakukan pada korban anak
Gejala nafas terhenti :
- Pingsan
- Nafas terhenti atau bernafas kurang dari 4 ? 5 kali per menit
Prosedur pemberian nafas buatan :
- Periksa bahaya sekitar
- Gulingkan korban ke arah berlawanan dengan kita, periksa saluran udara
- Terlentangkan korban, buka saluran udara
- Lihat, dengar dan rasakan apakah korban bernafas (bila bernafas, letakkan pada posisi stabil)
- Berikan 5 nafas buatan, periksa naik turunnya dada
- Periksa denyut nadi ? Denyut nadi ada
- Berikan satu nafas buatan setiap 4 detik (15 nafas per menit)
- Untuk anak dan bayi, berikan satu nafas buatan setiap 3 detik (20 nafas per menit)
- Periksa denyut nadi setelah 1 menit, kemudian setiap 2 menit
- Periksa saluran udara, waspada terhadap muntah
Nafas
buatan yang diberikan secara penuh (menghembus dengan penuh) kepada
korban dewasa, untuk anak dan bayi, kurangi hembusan karena terlalu
banyak udara yang dihembuskan kepada anak dan bayi dapat terarah ke
keronkongan dan perut dan menyebabkan muntah. Pemberian nafas buatan
kepada anak dan bayi biasa dilakukan dengan memenuhi rongga mulut
penolong dengan udara dan mengeluarkannya sedikit demi sedikit ke rongga
mulut anak/bayi.
Pemberian
nafas buatan dilakukan sampai korban bernafas sendiri, atau sampai
bantuan medis datang, atau bila korban mengalami ?cardiac arrest?
(jantung berhenti ? ditandai dengan tidak berdenyutnya nadi) maka
resusitasi jantung paru (CPR) harus dilakukan.
Cara Melakukan P3K yang Terbaik
Jumat, 28 Oktober 2005
Jumat, 28 Oktober 2005
Sampai
sekarang ini, banyak mitos seputar pertolongan pertama pada kecelakaan,
yang diterapkan oleh orangtua. Anjuran atau saran dari mulut ke mulut
ini sebenarnya banyak yang keliru, Namun, terlanjur sudah di anggap
benar sehingga terus di terapkan. Ada beberapa kesalahan yang sering
dilakukan dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) yang harus
dihindari.
Membersihkan Luka Teriris Dengan Peroxide atau Alkohol
Salah : Sebab, saat dioleskan keluka yang terbuka, akan menimbulkan rasa yang sangat perih.
Penanganan yang Terbaik : Bersihkan luka dengan air. Lalu oleskan salep antibiotik, dan tempelkan bandage.
Mengoleskan Mentega Pada Luka Bakar
Salah :
Sebab, mentega berperan sebagai pengunci pada kulit, dapat menyebabkan
panas terus bertahan dan memperburuk luka bakar. Selain itu, juga
meningkatkan risiko infeksi.
Penanganan yang Terbaik : Siram atau
letakkan bagian yang terkena panas dibawah air yang mengalir, misalnya
kran air sekitar 1 menit lamanya. Atau kompres bagian yang terkena
dengan lap basah. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri untuk mencegah
infeksi. Tutuplah daerah yang terkena dengan bandage steril dan kering.
Lalu hubungi dokter.
Memindahkan Anak yang Jatuh Dengan Cedera Kepala, atau Punggung, Ketempat yang Lebih Tinggi dari Tinggi Badannya
Salah : Sebab, jika tulang punggungnya cedera, bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Penanganan yang Terbaik :
Bila anak Anda kesakitan atau tidak sadar, segera panggil ambulance
atau bawa ke rumah sakit. Usahakan untuk membuat anak Anda tetap diam.
Kendatipun dia masih dapat berdiri dan berjalan seperti biasa, tetap
bawa ke dokter. Anak dengan cedera parah, seperti tulang selangka patah,
kadang masih bisa berjalan selama beberapa hari tanpa merasakan adanya
masalah.
Mengeluarkan Kotoran Seperti Debu, Tanah atau Pasir dari Mata Anak
Salah : Sebab, Anda bisa menggores mata anak Anda dan menggurat kornea mata anak Anda.
Penanganan yang Terbaik :
Bersihkan mata dengan air dindin, pastikan kepala anak Anda dimiringkan
sehingga mata yang terkena berada pada posisi yang rendah dan kotoran
tidak terbawa ke dalam mata. Jika kotoran tetap tinggal di dalam, atau
anak Anda merasa sakit, mata merah, bengkak atau mengeluarkan sesuatu
dari dalam mata, segera bawa anak Anda ke dokter spesialis anak.
Meletakkan Es Langsung Pada Daerah Cereda
Salah :
Sebab, memberikan suhu dingin secara cepat pada otot yang cedera atau
disengat serangga dapat menjaga bengkak dan rasa sakit pada tingkat
minimum. Tetapi, jangan letakkan es lengsung pada kulit. Cara ini bisa
menimbulkan rasa terbakar.
Penanganan yang Terbaik :
Masukan segenggam es batu ke dalam kantong plastik. Lalu bungkus
kantong dengan saputangan handuk atau lap basuh dari handuk. Kemudian
kompreskan di atas luka sekitar 15 menit lamanya.
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENDAHULUAN
1.
Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah
satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal
pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2.
Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat
ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan
bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara
lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3.
Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis
tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai
selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan
keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk
menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara
yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang
tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3)
Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban
rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau
dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya
penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1)
Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain
kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan
berhenti.
Untuk
menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya
kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang
semuanya sudah dicuci dan disetrika.
Kalau
tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan
baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar
darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh
korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
2)
Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di
sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah
dimasak.
3)
Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok,
untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan
termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1)
Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali
disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena
shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau
terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah
pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4) Langkah – langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a)
Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari
tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e)
perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat
penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih
parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
e. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a)
Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang
membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban.
Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja
sampai dokter atau ambulans datang.
b)
Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan
korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya
harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
•
Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk,
satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian
luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
•
Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah
luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian
yang patah
•
Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke
tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
•
Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai
lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha
sampai ke lutut.
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan